Tuesday, October 20, 2009

Stroke

Stroke hingga kini masih merupakan penyebab kematian nomor wahid di berbagai rumah sakit di Tanah Air. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini salah satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai risiko yang menimbulkan stroke melalui pola hidup sehat.Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan, angka kejadian stroke menurut data dasar rumah sakit 63,52 per 100.000 penduduk usia di atas 65 tahun. Sedangkan jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa. Diperkirakan, hampir setengah juta penduduk berisiko tinggi terserang stroke.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), misalnya, setiap tahun menangani ribuan kasus stroke. Secara kasar, setiap hari ada dua orang Indonesia yang terkena serangan stroke, kata Ketua Harian Yastroki Haryono Suyono.

Penyakit stroke (cerebroscascular accident) belakangan ini bukan hanya menyerang kelompok usia di atas 65 tahun, melainkan juga terjadi pada kelompok usia produktif yang menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan, dalam sejumlah kasus, penderita penyakit itu masih berusia di bawah 30 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan stroke sebagai suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak yang dapat menimbulkan kematian maupun kelainan yang menetap lebih dari 24 jam akibat gangguan vaskuler.

Dr dr Airiza Ahmad SpSK, konsultan saraf dari RSCM, mengatakan, penyakit itu merupakan kerusakan atau gangguan sirkulasi pada pembuluh darah yang menyediakan darah ke otak sehingga sel atau jaringan otak bagian tertentu tidak berfungsi. "Stroke merupakan serangan pada otak yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan," jelas Airiza. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh thrombosis, yakni substansi seperti bekuan darah di dalam pembuluh darah otak, penghambatan pembuluh darah oleh sebuah embolus-darah beku dalam bentuk serpihan dari tumor, substansi lemak, bakteri, atau udara.

Stroke juga dapat disebabkan pendarahan, yaitu pecahnya arteri atau pembuluh darah otak secara tiba-tiba akibat tekanan darah tinggi.

Gejala stroke
Indikasi awal terjadinya stroke antara lain tangan kerap tidak menuruti perintah sehingga sulit untuk memegang sendok, memasang tali sepatu, tulisan jadi jelek dan tidak karuan, gangguan penglihatan, pandangan mendadak gelap saat melirik, gangguan wicara mulai cadel atau pelo, lidah terasa kaku, dan bicara terbalik-balik. Jika sudah terlihat tanda-tanda awal itu, penanganan medis harus dilakukan secepat mungkin, kata Airiza.

Penderita umumnya juga menunjukkan gejala seperti menderita pusing yang hebat, muntah-muntah, kerusakan mental, kejang-kejang, koma, dan demam. Sebagian penderita mengalami gejala khusus yang skalanya berbeda-beda. Ini bergantung pada saraf mana yang terganggu akibat sumbatan atau gangguan sirkulasinya, seperti pelo atau gangguan bicara, buta mendadak, hilang sensor perasa, gangguan memori dan emosi, serta lumpuh sebelah. Mayoritas penderita merupakan penyandang risiko tinggi terserang stroke, ujar Airiza.


Penderita darah tinggi (hipertensi) berisiko terkena stroke empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, sedangkan pengidap kencing manis (diabetes mellitus) berisiko stroke dua hingga tiga kali lebih tinggi. Stroke juga mudah menyerang penderita penyakit jantung, penyakit cairan darah, kolesterol tinggi, kegemukan, suka merokok, minum alkohol, kurang bergerak, emosional, maupun faktor keturunan.

Jika sampai terserang stroke, penderita terancam kehilangan waktu produktifnya. Menurut Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ascobat Gani, tingginya angka kasus stroke menimbulkan dampak sosial ekonomi sangat besar dan luas. Pasalnya, selain membutuhkan biaya tinggi untuk pengobatan dan rehabilitasi medik, stroke cenderung menyerang orang dewasa di usia produktif, bahkan pencari nafkah utama dalam keluarga.


Kerugian sosial yang terjadi karena kasus stroke, lanjut Ascobat, adalah hilangnya masa hidup penduduk. Berdasarkan perhitungan Bank Dunia dan WHO tahun 1994, ada 1.094.000 tahun hidup yang hilang karena stroke yang dialami penduduk Indonesia.

Kalau tahun tidak produktif juga diperhitungkan, jumlahnya mencapai 1.364.000 tahun. Kerugian waktu produktif akibat stroke ini lebih banyak di kalangan pria dibandingkan dengan perempuan.

Sayangnya, menurut Kepala Unit Stroke Soepardjo Roestam RSCM Prof Dr Jusuf Misbach MD FAAN, sejauh ini tingkat kepedulian masyarakat, termasuk di daerah perkotaan, terhadap berbagai risiko yang mengakibatkan serangan stroke masih sangat rendah. Pemeliharaan kesehatan terhadap berbagai risiko yang menimbulkan stroke masih sangat minim. Masyarakat cenderung tidak disiplin dalam menerapkan pola makan gizi seimbang, ujarnya.

Menurut hasil survei di sejumlah negara di Asia, sebagian besar pasien di Indonesia terlambat dibawa ke rumah sakit antara enam jam sampai seminggu. Padahal, penanganan medis perlu dilakukan sejak fase akut, yakni mulai pertama kali terserang stroke hingga tujuh hari. Tujuannya antara lain mencegah terjadinya serangan ulang, meminimalkan cedera otak, dan menghindari komplikasi. Time is brain, waktu adalah otak. Begitu ada gejala awal, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit agar tidak banyak celah di otaknya, tutur Jusuf.

Dapat dicegah
Direktur Pusat Jantung, Stroke, dan Kanker Singapura Dr Michael Lim Chun Leng menyatakan, kini kian banyak warga di kawasan perkotaan di Asia yang terkena stroke. Padahal, sebenarnya mayoritas faktor risiko pada stroke dapat dikontrol, seperti hipertensi, kencing manis, kolesterol dan asam urat darah yang tinggi, stres, maupun kurang bergerak.

Cara mengatasinya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, antara lain mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, rajin berolahraga, dan menghindari stres. "Sebagai upaya pencegahan, penyandang risiko stroke sebaiknya memeriksakan kesehatan secara berkala," ujarnya.

Pusat Jantung, Stroke, dan Kanker Singapura (SHSC), misalnya, memanfaatkan teknologi CT-scan empat dimensi multidetektor untuk merekam jantung, otak, dan organ vital pada tubuh lainnya secara detail untuk mendeteksi dini adanya kemungkinan kelainan jantung, stroke, dan kanker.

Jadi, pihak medis bisa menganalisis kemungkinan serangan stroke, jantung, dan kanker dengan lebih akurat dan cepat.

Selain menerapkan teknologi CT-scan empat dimensi, SHSC juga menyediakan berbagai pelayanan medis bersifat preventif, seperti konsultan medis, pelayanan terapi untuk mencegah timbulnya beberapa jenis penyakit dalam, CT coronary artery calcium score, virtual endoscopy serta colonoscopy, maupun beberapa tindakan intervensi nonbedah. SHSC juga menyediakan layanan ultrasonografi yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan pada organ tubuh manusia dengan cepat.

"Teknologi medis di masa mendatang tidak lagi menitikberatkan pada tindakan kuratif atau pengobatan pada penderita, melainkan justru memprioritaskan upaya pencegahan dengan deteksi dini," ujar Lim. Hal ini diharapkan dapat menekan angka kecacatan dan kematian yang ditimbulkan akibat penyakit stroke. Tindakan preventif ini juga dapat mengurangi beban biaya pengobatan karena bisa diatasi tanpa melalui pembedahan dan tidak perlu terus-menerus menjalani rehabilitasi medik.

Lintas disiplin
Menurut Jusuf, salah satu cara yang sudah terbukti menurunkan angka kematian stroke akut adalah dengan merawat penderita di unit stroke yang lintas disiplin. Kerja sama tim medis yang antara lain terdiri dari ahli saraf, pakar gizi, dan rehabilitasi medik dapat membantu upaya tindakan preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan melibatkan keluarga pasien.

Pada akhirnya, penderita diupayakan dapat hidup mandiri dengan segala keterbatasan yang ada.

Perawatan pasien di unit stroke dilakukan sejak fase akut dan dilanjutkan dengan fase subakut maupun fase kronik. Setelah melewati fase akut, tim medis akan melakukan terapi fisik untuk merangsang kemampuan motorik maupun kognitif. "Selain menjalani pengobatan, pasien dilatih menggerakkan lidah, berbicara, maupun latihan fisik lainnya dengan menggunakan alat peraga. Agar perawatan pasien stroke bisa lebih optimal, pasien ditempatkan pada unit stroke," ujarnya.

Sumber : www.kompas.com


Buah Sirsak, Pembunuh Kanker (Terjemahan Bebas)

Soursop, buah dari pohon Graviola adalah pembunuh alami sel kanker yang ajaib dengan 10.000 kali lebih kuat dari pada terapi kemo.

Tapi kenapa kita tidak tahu?

Karena salah satu perusahaan Dunia merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini se-rapat2nya, mereka ingin agar dana riset yang dikeluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya djual kepasar Dunia.

Memprihatinkan, beberapa orang meninggal sia2, mengenaskan, karena keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan omzet milyaran dollar menutup rapat2 rahasia keajaiban pohon Graviola ini.

Pohonnya rendah, di Brazil dinamai “Graviola”, di Spanyol “Guanabana” bahasa Inggrisnya “Soursop”. Di Indonesia, ya buah Sirsak.Buahnya agak besar, kulitnya berduri lunak, daging buah berwarna putih, rasanya manis2 kecut/asam, dimakan dengan cara membuka kulitnya atau dibuat jus.



Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang sangat kuat,dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri,anti jamur(fungi) ,effektive melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali sistim syaraf yang kurang baik.

Salah satu contoh betapa pentingnya keberadaan Health Sciences Institute bagi orang2 Amerika adalah Institute ini membuka tabir rahasia buah ajaib ini.Fakta yang mencengangkan adalah: Jauh dipedalaman hutan Amazon, tumbuh “pohon ajaib”, yang akan merubah cara berpikir anda, dokter anda, dan dunia mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan untuk bertahan h id up. T id ak ada yang bisa menjanjikan lebih dari hal ini, untuk masa2 yang akan datang.



Riset membuktikan “pohon ajaib” dan buahnya ini bisa :

Ø Menyerang sel kanker dengan aman dan effektive secara alami, TANPA rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.

Ø Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.

Ø Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan / penyembuhan.

Ø Energi meningkat dan penampilan phisik membaik.

Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari salah satu pabrik obat terbesar di Amerika.Buah Graviola di-test di lebih dari 20 Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya.Hasil Test dari ekstrak (sari) buah ini adalah :

Ø Secara effektive memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 type kanker yang berbeda, diantaranya kanker : Usus Besar, Payu Dara, Prostat, Paru2, dan Pankreas.

Ø Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamycin dan Terapi Kemo yang biasa digunakan!

Ø T id ak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selective hanya memburu dan membunuh sel2 jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh sel2 sehat!

Riset telah dilakukan secara ekstensive pada pohon “ajaib” ini,selama bertahun-tahun tapi kenapa kita t id ak tahu apa2 mengenai hal ini? Jawabnya adalah : Begitu mudah kesehatan kita, keh id upan kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan kekuasaan!


Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh dihutan Amazon ini.Ternyata beberapa bagian dari pohon ini : kulit kayu,akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian di Amerika Selatan untuk menyembuhkan : sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan rematik. Dengan bukti2 ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan Dana dan Sumber Daya Manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker!

Tapi… kisah Graviola hampir berakhir disini.Kenapa?

Dibawah Undang2 Federal, sumber bahan alami untuk obat DILARANG / TIDAK BISA dipatentkan.

Perusahaan menghadapi masalah besar, berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk membuat sinthesa/kloning dari Graviola ini agar bisa dipatentkan sehingga dana yang dikeluarkan untuk Riset dan Aneka Test bisa kembali, dan bahkan meraup keuntungan besar.Tapi usaha ini t id ak berhasil.Graviola t id ak bisa di-kloning.Perusaha an gigit jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk Riset dan Aneka Test.

Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan besar ber-angsur2 memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk TIDAK mempublikasikan hasil riset ini.

Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari Team Riset t id ak tega melihat kekejaman ini terjadi.Dengan mengorbankan karirnya,dia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengumpulkan bahan2 alami dari hutan Amazon untuk pembuatan obat.

Ketika para pakar riset dari Health Sciences Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset. Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang effektive.

The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. Hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel2 jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak dipublikasikan. Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium Independence yang berbeda.

Suatu studi yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yang terkandung d id alam Graviola,mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan Adriamycin dan Terapi Kemo!

Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah: Graviola bisa menyeleksi memillih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat t id ak tersentuh/terganggu . Graviola t id ak seperti terapi kemo yang t id ak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel2 reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh Terapi Kemo, sehingga timbul effek negative: rasa mual dan rambut rontok.

Sebuah studi di Purdue University membuktikan bahwa daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara effektive, terutama sel kanker: Prostat, Pankreas, dan Paru2.

Setelah selama kurang lebih 7 tahun tidak ada berita mengenai Graviola, akhirnya berita keajaiban ini pecah juga, melalui informasi dari Lembaga2 tsb diatas.
Pasokan terbatas ekstrak Graviola yang di budi dayakan dan dipanen oleh orang2 pribumi Brazil , kini bisa diperoleh di Amerika.

Kisah lengkap tentang Graviola, dimana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat dijumpai dalam Beyond Chemotherapy: New Cancer Killers, Safe as Mother’s milk, sebagai free special bonus terbitan Health Sciences Institute.

Sekarang anda tahu manfaat buah sirsak yang luar biasa ini. Rasanya manis2 kecut menyegarkan. Buah alami 100% tanpa efek samping apapun.Sebar luaskan kabar baik ini kepada keluarga, saudara, sahabat,dan teman yang anda kasihi.

So, since you know it now you can help a friend in need by letting him know or just drink some sour sop juice yourself as prevention from time to time. The taste is not bad after all. It's completely natural and definitely has no s id e effects. If you have the space, plant one in your garden..
The other parts of the tree are also useful.

The next time you have a fruit juice, ask for a sour sop.

السلام عليكم ورحمته الله وبركا ته - جـــــزاكم الله خيــــــــــــــــرا J